Selamat Datang di Blog ini, sebagai sarana silaturahmi, berbagi informasi dan Ilmu

Jumat, 30 Juli 2010

Jual Alat Kesehatan Murah dan Berkualitas

2 komentar

Untuk semua teman-teman perawat dimanapun berada, bagi yang ingin beli alat kesehatan murah untuk keperawatan dan kebidanan kita bisa menyediakan kalau berminat silahkan hubungi saya di 085252182090 atau via email : wagiran87@yahoo.co.id, boleh di lihat barang-barangnya. Barang yang ditampilkan disini belum semuanya. oh ya saya juga menyediakan brosur/ leafleatnya.

Alamat Lengkap saya sekarang di
Jl. YC.Oevang Uray sintang, STIKes Kapuas Raya Sintang
No. HP : 085252182090
email : wagiran87@yahoo.co.id
blog : http://alumni-akperstg.blogspot.com

Macam Harga Stetoskop

Stetoskop GC Ekonomi

Harga Call

Stetoskop Kenz


Stetoskop Medicare


Stetoskop SC (Smart Care)


Stetoskop GC (General Care)


Stetoskop ABN Spektrum


Stetoskop ABN Majestik


Stetoskop Spirit Deluxe


Stetoskop spirit deluxe anak


Stetoskop LITMAN


Stetoskop LITMAN Cardiology


Stetoskop riezter


Stetoskop riezter pediatric


Stetoskop ONEMED




Macam Harga Tensimeter

Tensi jarum onemed

Harga Call

Tensi jarum GC/GEA Standar


Tensi jarum GC/GEA Premium


Tensi jarum SPYGMED


Tensi jarum ABN SPEKTRUM


Tensi jarum riezter


Tensi raksa ABN REGENCY


Tensi raksa SPYGMED


Tensi raksa ONEMED


Tensi raksa GC


Tensi raksa LOTUS/GEA


Tensi raksa CORONA


Tensi raksa riezter


Tensi digital OMRON MX SEM-1


Tensi digital CITIZEN


Tensi digital general care










Macam Harga Termometer

Termometer raksa

Harga Call

Termometer digital magic star


Termometer digital flexibel


Termometer infrared harmed








Macam Harga Penlight




Penlight winser

Harga Call




Penlight steinles







Penlight ABN








Hamer Refleks

Hamer Segitiga Rp. 20.000






Hamer Ryne Rp. 35.000







Bathroom Scale/ Timbangan BB


Timbangan Bathroom Merk Chamry 9/GEA Harga Call






Timbangan chamry digital









Timbangan Badan Merk Onemed






Timbangan Badan Merk Onemed Oval







ALAT BEDAH DAN PARTUS

Partus set isi 16 item Hanya Harga Call









Minor Set Hanya

Heacting Set merk Yamako/ Renz



IUD Set

Isi IUD:Gunting IUD, tenaculum, tampontang, penser klem, sonde uterus, pengait IUD, IUD Remover,
Sarung tangan genecolog, Bak 512, spekulum set.








Spekulum Vagina


Tipe Cocor Bebek


Merk Renz, isi ukuran S, M, L

Harga
Call

1. Tensi Digital Citizen

(Tinggal klik...eh mompa ndiri...canggih ya,,,)






2. Tensi Digital Merk SEM-1 OMRON







Nebulizer dan Infraphil


1. Nebulizer Omron NE C 28 dan NE C 29

Nebulizer omron banyak di pesan dan banyak di minati oleh konsumen baik nakesmaupun masyarakat.



Omron Tipe NE C 28

Harga
Call



Omron Tipe NE C 29

Harga Call

2. Nebulizer ABN

Harga Call






1. EASY TOUCH

Anda dapat mengontrol Glukosa anda dan Asam Urat serta cholesterol total dengan praktis karena alat ini merupakan dwi fungsi dan tri fungsi.

Easy touch


(dwi fungsi/ 2 parameter/ Glukosa dan asam urat)



Easy touch 3 parameter/ tri fungsi/ glukosa-asam urat-cholesterol

Harga Call





Harga Strip Easy Touch dan Nesco:

Strip Glukosa isi 25 biji -
Strip Asam Urat isi 25 biji
-

Strip Cholesterol Total isi 10 biji -


2. NESCO


Merk NESCO berfungsi tes gula darah, asam urat dan cholesterol
Harga Call





3. One Touch Ultra

Alat ini guna mendeteksi kadar gula dalam darah, walau dengan harga yang relatif lebih mahal tapi masih banyak yang berminat menggunakannya.




Harga Strip Glukosa One Touch Ultra isi 50 biji
Harga Call
Lancing device/ Penusuk lancet
Lancet isi 100 merk GC dan Onemed




Masih banyak alat kesehatan
lainnya yang belum dicantumkan disini, kalau teman-teman berminat hubungi saya di 085252182090.

Salam Sukses

Wagiran Amd.Kep

Rabu, 28 Juli 2010

Draft RUU Keperawatan

0 komentar


Hai teman-teman.... pa kabarnya nih.........
Pandi yang ada di puskesmas sungai ayak, ade tegus di puskesmas selimbau, mase, riri yang ada di ambalau dengan sigit dll, enen, aziz dan icha yang lagi nyidam, eel, sri, wahyu yang di rumah sakit, raymond, yuni di RSUD sekadau, dan ibun sama rika di Stikes dan seluruh teman-teman angkatan 6 khusunya dan alumni akper sintang dimanapun berada.

Masih inget tragedi 12 mei 2009 kemaren, semangat jawara perawat-perawat yang memperjuangkan disahkannya undang-undang keperawatan ??????
Padahal kalau kita lihat dan pikir kenapa harus susah sekali disahkan ya......
Berita terakhir tentang RUU Keperawatan yang di ajukan , saat ini sudah masuk dalam Prolegnas (Program Legislasi Nasional) DPR RI 2010-2014. kita berdoa dan berharap bis cepat terealisasi karena ini penting.
berikut komentar ketua PPNI Achir Yani pada saat sedang menyampaikan orasinya "UU Keperawatan berfungsi sebagai dasar hukum pengakuan profesi perawat. Selama tidak memiliki dasar hukum, profesi perawat kurang dihargai karena tidak memiliki spesifikasi bidang pekerjaan yang pasti. “Penghargaan terhadap perawat sangat rendah,”

Namun tidak bisa dipungkiri, tidak sedikit perawat yang belum mengetahui isi dari RUU Keperawatan itu sendiri. Banyak yang bertanya-tanya, apakah UU Keperawatan ini menguntungkan bagi perawat atau tidak.

Oleh karena itu di postingan kali ini, silahkan teman-teman seperjuangan yang belum mengetahui isi dari draft tersebut untuk mendownloadnya disini (Gratis ko..........)

Untuk link download silahkan =========== Klik Disini =========

Mohon untuk di infokan juga ya untuk teman-teman kita yang belum tahu.

Semoga Bermanfaat

wagiran, amd,kep

Prosedur Pemasangan Infus

1 komentar


PEMASANGAN INFUSE

Kriteria :
a. Kelengkapan alat-alat dan infuse set sesuai dengan umur dan kondisi klien
b. Memeriksa ulang jenis cairan infuse yang akan diberikan
c. Mengatur posisi
d. Mendesinfeksi kulit pada lokasi/ tempat pemasangan infuse
e. Membebasakan slang infuse dari udara
f. Memeriksa ketepatan masuknya jarum dalam vena dan difiksasi
g. Mengatur tetesan cairan sesuai dengan program pengobatan
h. Observasi tanda-tanda vital dan respon klien
i. Mencatat asupan cairan infuse yang diberikan.

Pengertian :
Memasukkan cairan kedalam tubuh melalui vena dalam jumlah besar secara menetes

Tujuan :
1. Sebagai therapy, misalnya shock
2. Menambah makanan, menambah cairan, misalnya pada dehidrasi , melarutkan racun di dalam tubuh.
3. Sebagai media untuk pemberian obat-obatan injeksi via intra vena.



Indikasi :
1. Klien dengan dehidrasi
2. Sebelum dilakukan tindakan transfuse darah
3. Klien yang akan dioperasi dengan anastesi umum
4. Klien yang tidak dapat makan dan minum
5. Pengobatan tertentu

Persiapan :
1. Lingkungan
- Keluarga/ pengunjung diminta keluar dari kamar
- Bila perlu pasang skerem

2. Klien
- Menjelasakan maksud dan tujuan terhadap prosedur yang akan dilakukan
- Atur posisi sesuai area yang akan dipasang infuse
- Apabila akan dilakukan dilengan, pakaian atas dibuka dan apabila di kaki pakaian bawah dibuka

3. Alat - alat
1. Baki yang telah dialasi
2. Perlak dan pengalasnya
3. Papan tangan k/p
4. Bengkok
5. Tiang infuse
6. Sarung tangan bersih dan steril 1 pasang
7. Tourniquet
8. Kapas alcohol
9. Cairan infuse (sesuaikan kebutuhan)
10. Infuse set
11. Abbocath ( IV cath )
12. Plester
13. Kassa steril
14. Gunting plester
15. Jam tangan
16. Lembar catatan

Pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasai
3. Kontrak
B. Fase kerja
1. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan pada klien
2. Menyiapkan alat dan mendekatkan kepada klien
3. Memasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daetrah yang akan dipasang.
6. Memotong plester sesuai kebutuhan
7. Memakai sarung tangan
8. Menggantungkan flabot pada tiang infuse
9. Membuka kemasan infuse set
10. Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem yang ada pada saluran infuse
11. Menusukkan pipa saluran infuse kedalam botol cairan dan mengisi tabung tetesan dengan cara memencet tabung tetesan infuse hingga setengahnya.
12. Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infuse lalu tutup kembali klem
13. Membuka kemasan abbocath dan meletakkan abbocath kedalam bak steril
14. Memilih vena yang akan dipasang infuse, bila banyak rambut guntinglah
15. Meletakkan tourniquet 10 – 12 cm diatas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan pasien menggenggam tangannya.
16. Melakukan desinfeksi daerah penusukan dengan kapas alcohol secara sirkuler dengan diameter + 5 cm
17. Lepaskan handscoon dan gunakan handscoon steril
18. Menusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas, dengan menggunakan tangan yang dominan
19. Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
20. Memasuklan abbocath secara pelan – pelan serta menarik secara pelan – pelan jarum yang ada pada abbocath, hingga plastic abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua.
21. Tahan kateter dengan satu tangan, minta pasien untuk melepaskan genggamannya. Lepaskan tourniquet dan dengan cepat hubungkan adapter jarum dengan perangkat pemberian, jangan menyentuh adapter
22. Lepaskan klem roller untuk mulai infuse pada kecepatan untuk memepertahankan patensi aliran IV
23. Amankan selang IV atau selang kateter :
- Pasang pelster kecil dibawah kateter dengan sisi lengket menghadap ke atas silangkan plester
- Oleskan poviden iodine ditempat tusukan dan tutup dengan kassa steril
- Pasangkan plester kedua tepat menyilang pada hubungan kateter.
- Amankan alat dan rapikan klien
- Letakkan loop selang infuse pada balutan selang plester
24. Atur kecepatan aliran infus
25. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
26. Membereskan alat dan merapikan pasien
27. Melepas sarung tangan
28. Mencuci tangan

C. Fase terminasi
1. Evaluasi klien terhadap tindakan yang telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang

Dokumentasikan jenis cairan, kecepatan tetesan, waktu pemasangan dll

Prosedur Pemasangan Kateter

0 komentar

PEMASANGAN KATETER
Kriteria :
a. Menyiapkan lingkungan
b. Kelengkapan alat dan Douwer kateter steril
c. Ukuran kateter disesuaikan usia
d. Mengatur posisi dorsal recumbent
e. Melakukan desinfeksi pada meatus
f. Mengoleskan pelumas steril pada ujung kateter
g. Memasukkan kateter dengan hati-hati
h. Melakukan fiksasi kateter
i. Mamasang urine bag
j. Membersihkan daerah genital secara teratur pagi, siang dan malam
k. Observasi respon klien, tanda-tanda infeksi, jumlah, kelainan dan kelancaran aliran urine

Pengertian :
Kateterisasi urine adalah mengeluarkan urine dari kandung kemih melalui uretra dengan memasukkan kateter
Daouwer cateter adalah kateter yang dipasang menetap didalam kandung kemih

Tujuan :
1. Mengosongkan kandung kemih
- Apabila tidak dapat buang air kecil spontan misalnya pasca operasi, tidak sadar, kelumpuhan, pasca melahirkan dll
- Sebelum operasi, misalnya section caesaria, operasi bladder sebelum Cystotomi
2. Mendapatkan urine steril sebagai bahan pemeriksaan seperti bakteriologi/ pembiakan
3. Untuk menentukan rest urine (striktur uretra dan hipertropi prostat) atau bila ada retensi urine (obstruksi uretra)

Persiapan
a. Lingkungan :
- Lindungi privasi klien dengan memasang skerem.
- Keluarga dan pengunjung untuk keluar dari kamar

b. Klien :
- Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilaksanakan
- Atur posisi dorsal recumbent

c. Alat - alat :
1. Bak Steril
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Kassa steril
4. Sarung Tangan bersih 1 pasang
5. 1 duk steril
6. 1 duk lobang steril
7. Kapas sublimat dalam tempatnya
8. Pinset anatomis
9. Spuit 5-10 cc
10. Aquades
11. Kom
12. Pelumas atau jeli
13. Lampu k/p
14. Selang drainase dan urine bag
15. Keteter
16. Plester
17. Selimut mandi
18. Pengalas
19. Kantong sampah atau bengkok
20. Handuk mandi
21. Waslap

Prosedur pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

B. Fase Kerja
Pada Wanita :
1. Mendekatkan alat-alat ke klien
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien
3. Menutup pintu, tirai dan jendela kamar klien
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan bersih
6. Berdiri di sebelah kanan tempat tidur
7. Memasang selimut mandi.
8. Memberitahukan kepada klien dan melepas pakaian bawah klien
9. Meletakkan pengalas pada bokong klien
10. Mengatur posisi klien dorsal recumbent
11. Siapkan urine bag, naikkan selang letakkan disisi tempat tidur.
12. Posisikan lampu menyinari daerah perineal (k/p)
13. Buka kateter dari bungkusnya, jaga kesterilan
14. Tuangkan jeli/ pelumas pada kasa steril
15. Lepas sarung tangan, gunakan sarung tangan steril
16. Ambil duk steril, letakkan diantara paha klien
17. Ambil duk bolong dan tutup daerah perineal klien
18. Berikan jelli pada ujung kateter
19. Dengan tangan non dominan buka labia pertahankan posisi ini sepanjang prosedur
20. Dengan tangan dominan ambil kapas dengan pinset bersihkan daerah perineal, usap dari klitoris ke anus
21. Ambil kateter 7,5-10 dari ujung. Letakkan ujung lain ke dalam wadah penampung. Pegang kateter dengan pinset
22. Minta klien untuk tidak mengedan, anjurkan tarik nafas sambil memasukkan cateter melalui meatus.
23. Dorong cateter 5-7,5 cm pada orang dewasa / 2,5 pada anak-anak atau sampai urine mengalir dari ujung kateter.
24. Lepaskan labia dan pegang kateter dengan tangan non dominan.
25. Tamping urine sesuai kebutuhan apabila diperlukan pemeriksaaan.
26. Hubungkan ujung kateter dengan selang urine bag
27. Injeksikan sejumlah total larutan, setelah balon mengembang tarik cateter sampai terasa tahanan.
28. Plester katetet ke bagian paha dengan memperhatikan aliran urine.
29. Lepasakan sarung tangan dan bereskan peralatan
30. Bantu klien ke posisi yang nyaman
31. Cuci tangan

Pada pria :
1. Mencuci tangan
2. Pasang hanscoon bersih
3. Alat –alat didekatkan pada sisi tempat tidur klien
4. Buka pakain bawah klien, dan tutup dengan selimut, sehingga yang Nampak hanya daerah genetalianya saja.
5. Atur posisi dorsal recumbent dan pasang pengalas letakkan bengkok diantara tungkai
6. Bersihkan penis (meatus uretra) dan area sekitar genetalia dengan kapas/ kas, mulai dari meatus ke bagian bawah sampai bersih dan keringkan dengan kassa steril.
7. Buka urine bag dan gantung pada sisi tempat tidur, perhatikan posisi urine bag dalam kondisi terkunci.
8. Pasang sarung tangan steril
9. Ambil kateter, pertahankan kateter dalam keadaan steril dan hubungkan bagian drainage urine dengan selang urine bag. Tindakan ini dilakukan apabila tidak tidak dilakukan pemeriksaan.
10. Ujung kateter diberi pelumas/ jelly 12,5 -17,5 cm
11. Batang penis dibungkus dengan kassa steril
12. Dengan tangan non dominan [prepusium ditarik kea rah pangkal. Pegang penis pada batang tepat dibawah glans. Regangkan meatus uretra diantara ibu jari dan jari telunjuk. Penis diarahkan keatas.
13. Pegang dekat ujung kateter 7,5 -10 cm dengan tangan dominan dan dapat pula menggunakan pinset dan masukkan ujung kateter ke dalam meatus uretra dengan hati-hati/ perlahan secara tegak lurus, dan minta klien untuk menarik nafas dalam dan hindari mengedan.
14. Bila urine tanpak keluar, terus dorong masukkan kateter secara perlahan sampai mendekati pangkal kateter.
15. Bila urine untuk pemeriksaan, tampung pada botol steril.
16. Kembangkan balon dengan spuit.
17. Plester kateter pada bagian atas paha, yakinkan kateter tidak bergerak bebas.
18. Bantu klien ke posisi yang nyaman
19. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating

Dokumentasikan
Hasil prosedur, ukuran kateter, jumlah urine, karakteristik urine dan respon klien.


Hal hal yang perlu diperhatikan ;
1. Menjaga privasi klien
2. Alat-alat harus steril, dan bekerja harus memperhatikan tekhnik septic dan antiseptic
3. Keteter dimasukkan secara perlahan dan hati-hati, jagan sampai salah masuk dan menyebabkan rasa sakit pada klien
4. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan
5. Ingatkan klien agar tidak menarik kateter.

Prosedur Pemberian Suction

2 komentar


TINDAKAN “SUCTION”
(Penghisapan Lendir)

Kriteria :
a. Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat
b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut
d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
e. Observasi tanda-tanda vital

Pengertian :
Suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring atau trakeal.

Tujuan :
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk

Indikasai :
1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan
2. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret oral

Persiapan :
a. Lingkungan
- Penjelasan pada kleuarga
- Pasang skerem/ tabir
- Pencahayaan yang baik

b. Klien
- Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan
- Atur posisi klien :
Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal suction)

c. Alat – alat
1. Regulator vakum set
2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Hanscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p

Pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

B. Fase kerja
Suction via Nasofaringeal dan Orofaringeal
1. Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien
2. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
3. Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan umum klien)
4. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien
5. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
6. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril
7. Ambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum
8. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien
9. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
10. Penghisapan :
Nasofaringeal : masukkan kesalah satu lubang hidung dan jagan didorong paksa. Bila lubang satu tidak paten, pindah kelubang hidung yang lainnya.
Orofaringeal : masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan perlahan
11. Sumbat “port” penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak boleh lebih dari 15 detik.
12. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress pernafasan, istirahat 20-30 detik, sebelum memasukkan ulang kateter.
13. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah 9 -11
14. Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan batuk efektif diantara penghisapan.
15. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan nasofaringeal dan orofaringeal.
16. Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon
17. Cuci tangan

Nasotrekeal :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Atur posisi klien semi fowler atau fowler
3. Mencuci tangan
4. Gunakan masker wajah
5. Pasang handuk atau selimut steril (bila tersedia) diatas dada klien
6. Isi mangkok kecil dengan 100 ml NaCl 0,9%
7. Pasang handscoon steril
8. Ambil kateter penmghisap dan hubungkan dengan selang penghubung.
9. Pastikan peralatan berfungsi dengan baik, dengan menghisap sejumlah kecil cairan NaCl 0,9%
10. Oleskan bagian distal 6-8 cm kateter dengan pelumas
11. Lepaskan slang oksigen bila terpasang, tanpa memberikan hisapan masukkan secara perlahan ke dalam hidung agak ke bawah
12. Penghisapan trakeal :
13. Lakukan suction intermitten 10 detik dengan meletakkan dan melepaskan ibu jari pada “port” ventilasi kateter dan dengan perlahan tarik kateter dengan cara memutar kedepan dan kebelakang, bantu klien untuk batuk, pasang selang oksigen kembali bila perlu
14. Bilas kateter dengan NaCl 0,9 %
15. Tindakan penghisapan dapat diulangi sesuai kebutuhan
16. Monitor status kardiopulmonal klien diantara suction
17. Bila telah selesaikan berskan alat-alat
18. Cuci tangan

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang


Pendokumentasian :

Pengkajian sebelum dan sesudah suction, ukuran kateter, lama tindakan, secret (warna,bau,jumlah dan konsistensi), toleransi klien terhadap tindakan yang dilakukan.

Selasa, 27 Juli 2010

Contoh Komunikasi Terapeutik dalam Praktik

0 komentar


Berikut contoh langkah-langkah komunikasi terapeutik ketika melaksanakan tindakan perawatan dilapangan :
Tindakan memandikan pasien di tempat tidur.
A. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya bidan ayu, pagi ini saya akan merawat ibu dari pukul 07.00 – 14.00. Kalau saya boleh tahu nama ibu siapa? Dan senangnya dipanggil apa?”
b. Evalusi / validasi
“ Bagaimana tidurnya semalam bu? Oh ya ibu sudah mandi pagi ini ?”
c. Kontrak
“ Baiklah bu, karena pagi ini ibu belum mandi, saya akan memandikan ibu pagi ini, agar ibu merasa segar dan ibu cepat sembuh. Kita melakukan disini saja bu, tidak lama ko kira-kira 15 menit. Bagaimana bu apakah ibu bersedia?”
“ Baiklah saya kan sipakan alat-alatnya dulu!”

B. Fase Kerja
1. Memberitahukan dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
2. Memasang sampiran (menutup jendela, pintu, gorden), selimut dan bantal – bantal dipindahkan dari tempat tidur ( bila bantal masih dibutuhkan dipakai seperlunya ).
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan.
6. Memberitahukan pada pasien bahwa pakaian atas harus dibuka kamudian menutup dengan selimut mandi / kain penutup ( berdiri di sisi kanan atau kiri pasien).
7. Membasuh Muka:
- Perlak dan handuk kecil dibentangkan di bawah kepala.
- Membersihkan muka, telinga dan leher dengan waslap yang telah dibasahi air. Tanyakan apakah pasien mau pakai sabun atau tidak.
- Mengeringkan muka dengan handuk
- Menggulung perlak dan handuk
8. Membasuh lengan:
- Menurunkan selimut mandi, mengangkat atau mempersilahkan pasien mengangkat kedua tangan ke atas.
- Meletakkan handuk diatas dada dan melebarkan kesamping kanan dan kiri sehingga kedua tangan dapat diletakkan di atas handuk.
- Membasahi tangan dengan waslap dan memberi sabun ( dimulai dengan tangan yang jauh dari petugas ) dan membilas sampai bersih kemudian mengeringkan dengan handuk (air kotor segera diganti ). Melakukan hal yang sama pada tangan yang dekat dengan petugas.


9. Membasuh dada dan perut:
- Menurunkan kain penutup sampai perut bagian bawah. Kedua tangan di ke ataskan, mengangkat handuk dan membentangkan pada sisi pasien.
- Membasahi dan memberi sabun pada ketiak, dada dan perut kemudian membilas sampai bersih dan mengeringkan dengan handuk.
- Lakukan pada sisi klien yang terjauh kemudian pada sisi yang dekat.
10. Membasuh Punggung:
- Mengatur posisi pasien miring ke kiri.
- Membentangkan handung di bawah punggung sampai bokong.
- Mambasahi punggung sampai bokong, menyabun, membilas dan Mengeringkan dengan handuk
- Mengatur posisi pasien terlentang dan memakaikan pakaian atas dengan rapi (Sebelumnya pasien menghendaki talk atau tidak).
11. Membasuh kaki:
- Mengeluarkan kaki yang terjauh dari selimut mandi dan membentangkan handuk di bawahnya dan menekuk lutut.
- Membasahi kaki – memberi sabun dan membilas kemudian mengeringkan dengan handuk.
- Melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya.

12. Membasuh daerah lipat paha:
- Membentangkan handuk di bawah bokong dan bagian bawah perut. Selimut bawah dibuka
- Membasahi lipatan paha dan genetalia kemudian menyabun membilas dengan air bersih dan mengeringkan dengan handuk. Untuk daerah genitalia sebaiknya menggunakan sabun kusus.
13. Mengenakan kembali pakaian pasien bagian bawah dan mengangkat selimut mandi.
14. Memasangkan selimut pasien kembali dan bantal – bantal diatur, tempat tidur dan pasien dirapikan kembali.
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan

C. Fase Terminasi
1. Evalusi terhadap tindakan yang telah dilakukan
Subjektif : Bagaimana bu perasaan ibu setelah dimandikan pagi ini? Apa yang ibu rasakan?
Objektif : Klien tampak segar, rambut, dan pakaian tampak rapi.
Observasi respon klien selanjutnya
2. Rencana tindak lanjut
“ Baiklah bu, karena saya sudah selesai memandikan ibu, saya kembali keruangan dulu, untuk nanti sore atau besok pagi apabila ibu ingin mandi ibu bisa melakukannya seperti yangt saya lakukan tadi, minta bantuan keluarga ibu, apakah ibu mengerti?”
3. Kontrak yang akan datang
“ Silahkan ibu beristirahat kembali, nanti saya akan datang lagi sekitar jam 10.00 unutk memberikan suntikan melalui selang infus ibu, sebagai obat rutin yang harus dimasukkan, tidak lama bu kira-kira 5 menit dan kita melakukannya disini saja. Apakah ibu bersedia ?
“ Apabila ibu memerlukan bantuan saya panggil saya diruang perawat!”
“ Selamat pagi”